Header Ads Widget

Jurnal Refleksi Dwimingguan Calon Guru Penggerak Modu

 Jurnal Refleksi Dwimingguan Calon Guru Penggerak Modul 1.1



Jurnal Refleksi Dwimingguan ini merupakan salah satu tugas yang hatus dibuat oleh Calon Guru Penggerak. Sebagai Calon Guru Penggerak disini saya akan merefleksi seluruh rangkaian kegiatan selama memperlajari modul 1.1 yaitu tentang Filosofis Ki Hajar Dewantara tentang Pendidikan.

Dalam mengerjakan tugas ini saya menggunakan model refelksi yang dikembangkan oleh Dr.Roger Greenaway melalui pertanyaan sebagai berikut :

👉Facts (Peristiwa) : Ceritakan pengalaman anda mengikuti pembelajaran pada minggu ini atau pada aksi  nyata ke dalam kelas? Apa hal baik yang saya alami dalam proses tersebut? Ceritakan juga hambatan atau kesulitan anda selama proses pembelajaran pada minggu ini? Apa yang saya lakukan dalam mengatasi kendala tersebut?

👉Feelings (Perasaan) : Bagaimana perasaan anda selama pembelajaran berlangsung? Apa yang saya rasakan ketika menerapkan aksi nyata ke dalam kelas? Ceritakan hal yang membuat anda memiliki perasaan tersebut.

👉Findings (Pembelajaran) : Pelajaran apa yang saya dapatkan dari proses ini? apa hal baru yang saya ketahui mengenai diri saya setelah proses ini?

👉Future (Penerapan) : Apa yang bisa saya lakukan dengan lebih baik jika saya melakukan hal serupa di masa depan? Apa aksi / tindakan yang akan saya lakukan setelah belajar dari peristiwa ini?

Hasil Refleksi yang telah saya lakukan adalah sebagai berikut :

Facts (Peristiwa)

Puji Syukur saya ucapakan kehadirat Allah SWT karena atas ijin - Nya saya telah dinyatakan lolos untuk mengikuti Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 7, pada hari Senin 26 September 2022

Ada beberapa hal yang harus dikerjakan oleh calon guru penggerak terkait tindak lanjut dari program ini. pada hari Sabtu, 21 Oktober 2022 seluruh CGP diwajibkan mengerjakan pretest di LMS masing-masing. Setelah itu dilanjutkan dengan mempelajari modul 1.1 yaitu mulai dari diri, eksplorasi, konsep, eksplorasi konsep di forum diskusi dengan fasilitator, kolaborasi di ruang kolaborasi dan setiap CGP berkolaborasi bersama kelompoknya masing-masing dengan di dampingi fasilitator yang terus memberikan arahan dan motivasi kepada kami.

Pada hari Sabtu, 22 Oktober 2022 diadakan lokakarya orientasi di SMK N 3 Klaten dari pukul 08.00 - 16.00 WIB. Dalam kegiatan ini diundang juga pengawas dan Kepala Sekolah tempat CGP mengajar. Dengan diikutsertakannya Kepala Sekolah dalam lokakarya tersebut alangkah bahagianya hati saya karena Beliau mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang perjalanan Pendidikan Guru Penggerak sehingga diharapkan dapat memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada saya sehingga saya dapat melaksanakan Pendidikan Guru Penggerak ini dengan baik. Pada kenyataannya kegiatan lokakarya orientasi lebih banyak berinteraksi dengan Pengajar Praktik dan teman-teman CGP sekolah lain.

Dalam lokakarya orientasi ini kami benar-benar fokus menggali dan memperluas wawasan kami tentang mengenali siapa saya, apa yang belum dan sudah ada pada diri saya serta mengerjakan 5 LK dan mendiskusikannya untuk menadapatkan pemahaman yang mendalam. Dengan bimbingan Bapak Nugroho selaku pengajar prakti saya merasa lokakarya orientasi ini menjadi sangat menyenangkan sehingga waktu yang cukup lama tersebut menjadi tidak berasa. Kegiatan dimulai dengan membuat kesepakatan kelas, kemudian mempresentasikan harapan menjadi CGP. Dokumentasi Lokakarya Orientasi saya unggah di youtube saya "Murtini Klaten" = KLIK DI SINI

Dengan jadwal yang telah disusun sebelumnya, kegiatan demi kegiatan telah saya lewati.  Saya di Kelas 07.153.BBGP Jateng dengan fasilitator Slamet Murip, M.Pd. 

Ruang Kolaborasi - Modul 1.1 Penugasan Kelompok dengan anggota :

☝Murtini, S.Kom

☝Heni Purwaningsih, S.Pd

☝Kaharuddin Fattah, S.Pd

☝Riana Anggraeni, S.Pd

☝Wahyu A, S.Pd

Kita berdiskusi tentang Implemntasi Pemikiran Ki Hajar Dewantara pada Konteks Sosial Budaya Daerah, dan Hasil diskusi saya upload di tik tok saya dengan link = KLIK DI SINI

Pengalaman saya membuat sebuah karya berupa Demonstrasi  Konstektual tentang Filosofis Ki Hajar Dewantara yang di unggah di youtube "Murtini Klaten" = KLIK DISINI

Setelah membuat Demonstrasi Konstektual saya mengikuti Elaborasi pemahaman bersama Intruktur Kusnohadi yang telah memberikan banyak bekal kepada saya tentang dasar-dasar pemikiran Ki Hajar Dewantara, refeksi dan relevansinya dengan pendidikan di abad 21 ini.

Kemudian yang kedua kali nya saya mengunggah tugas modul koneksi antar materi, kesimpulan dan refleksi pemikiran Ki Hajar Dewantara di Youtube saya "Murtini Klaten"


Feeling (Perasaan)

Banyak hal yang saya rasakan selama menjalani pendidikan guru penggerak ini. Berbagai rasa bercampur menjadi satu, ada rasa khawatir, takut tidak bisa mengikuti kegiatan ini secara maksimal, mengingat beberapa kendala yang menghadang saya.

Sayapun harus lebih ekstra lagi dalam menjaga kesehatan, berdoa memohon diberikan kemudahan dan kelancaran tidak henti saya panjatkan kepada Allah SWT. Rasa khawatir tidak bisa mengunggah tugas tepat waktupun sering menghantui pikiran saya. rasa khawatir banyak meninggalkan karena fokus dengan tugas-tugas CGP pun sering membuat saya merasa gelisah.

Namun disamping kekawatiran tersebut rasa gembira bisa mengikuti pendidikan ini mengalahkan semua rasa khawatir ini. Apalagi ketika saya mulai menerapkan filosofis Ki Hajar Dewantara dalam pembelajaran di kelas. Rasa kasih sayang saya terhadap murid semakin bertambah. Saya tidak lagi memandang murid yang sering bercanda, mengganggu teman-temanya, dan bermain-main di kelas sebagai anak yang nakal dan harus ditegur, karena saya menyadari bahwa kodrat anak adalah bermain, maka muncul ide saya untuk mengemas permainan menjadi sebuah pembelajaran yang menarik.

Keinginan saya untuk menuntun kodrat alam adan kodrat zaman yang melekat pada murid semakin besar. Saya ingin menuntunnya dengan penuh kesabaran sehingga mereka bisa mencapai kebahagiaan dan keselamatan yang setinggi-tingginya.

Findings (Pembelajaran)

Dari pembelajaran ini saya menemukan hal-hal yang kurang saya pahami sebelumnya yaitu tentang filosofis Ki Hajar Dewantara. Saya mendapatkan ilmu-ilmu baru yang sangat saya perlukan untuk meningkatkan kompetensi saya sebagai seorang pendidik. melalui 6 dasar pemikiran Ki Hajar Dewantara saya merasa mendapatkan bekal yang tidak ternilai harganya.

Sebagai seorang pendidik saya harus menuntun segara kekuatan kodrat yang ada pada anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarat dengan mengacu pada trilogi pendidikan yaitu Ing ngarso sung tulodho, ing madya mangun karso, tut wuri handayani.

saya menyadari bahwa anak memiliki kodrat merdeka, oleh karena itu saya harus memberikan kemerdekaan kepada anak untuk menyelesaikan tugas-tugasnya sesuai dengan minat, bakat dan kreaktifitasnya.

Sebagai pendidik saya harus senantiasa menghamba kepada anak atau dengan kata lain berpihak pada mereka.

Saya juga harus memandang murid bukanlah kertas yang bisa digambar sesuai kemauan saya, karena mereka lahir dengan kodrat yang samar. Tugas kita adalah menebalkan garis-garis samar itu agar dapat memperbaiki lakunya untuk menjadi manusia seutuhnya.

Menerapkan budi pekerti yang luhur merupakan kaharusan yang tidak terbantahkan dengan cara mengintegrasikan setiap proses pembelajaran dengan pencapaian profil pelajar Pancasila yaitu beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong-royong, mandiri, bernalar kritis dan kreaktif.

Seorang pendidik diibartakan seorang petani yang menanam jagung. Hanya dapat menuntun tumbuhnya jagung tersebut, memperbaiki kondisi tanah, memelihara tanaman jagung, memberi pupuk dan air, membasmi ulat dan lain-lain. Agar tanaman itu tumbuh dengan subur dan menghasilkan buah yang berkualitas tinggi.

Future (Penerapan)

Saya akan melakukan hal terbaik di dalam proses pembelajaran saya di kelas, agar tujuan pendidikan bisa tercapai dengan baik. Banyak hal yang akan saya benahi yang selami ini tanpa saya sadari apa yang saya lakukan jauh dari kata sempurna jika dikaitkan dengan filosofis pemikiran Ki Hajar Dewantara.

Pembelajaran yang berpusar pada guru harus segera di gantu dengan pembelajaran yang berpusat pada murid, agar tercipta interaktif yang menyenangkan di dalam kelas. Memberi kebebasan kepada anak-anak untuk menggali potensi yang dimikikinya harus terjadi dalam proses pembelajaran agar mereka menemukan jati dirinya sehingga menjadi manusia seutuhnya.

Mengarahkan bukan lagi hal yang perlu dipertahankan tetapi kita harus merubahnya dengan menuntun murid agar kodrat alam yang dimilikinya sejak lahir bisa berkembang ke arah yang lebih baik dan kodrat zaman dimana mereka hidup saat ini bisa mereka dapatkan sehingga akan mempermudah mereka dalam mengatasi persoalan hidupnya dimasa kini ataupun masa mendatang.

Sekian pemeparan saya dalam refleksi dwimingguan Pendidikan Calon Guru Penggerak.

Salam Guru Penggerak

Guru Bergerak Indonesia Maju

 

Versi Youtube = KLIK

Versi Tik Tok = KLIK



Post a Comment

0 Comments