Header Ads Widget

Mewujudkan Budaya Positif (Keyakinan Kelas)

Budaya Positif

Keyakinan Kelas


        Lingkungan belajar yang aman dan nyaman adalah hal yang sangat penting untuk terwujudnya visi sekolah yang berpihak pada murid, selain itu dengan adanya suasana yang aman dan nyaman di sekolah para warga sekolah akan merasa dihargai, dihormati dan diterima di sekolah. Untuk mewujudkan lingkungan belajar yang aman dan nyaman itu, budaya positif di sekolah harus kita bangun. Budaya positif adalah nilai-nilai, keyakinan-keyakinan dan kebiasaan-kebiasaan di sekolah yang berpihak pada murid agar murid dapat berkembang menjadi pribadi yang kritis, penuh hormat dan bertanggung jawab. Dalam menciptakan budaya positif di sekolah, seluruh warga sekolah mempunyai peran yang sama dan hendaknya saling berkolaborasi dalam mewujudkan budaya positif.

        Salah satu upaya dalam menciptakan budaya positif adalah dengan meninjau kembali disiplin yang dijalankan di sekolah selama ini. Hal ini merupakan sebuah pendekatan yang dirancang untuk mengembangkan murid menjadi pribadi dan anggota dari komunitas yang bertanggung jawab, penuh hormat dan kritis. Disiplin positif mengajarkan ketrampilan sosial dan kehidupan yang penting dengan cara yang sangat menghormati dan membesarkan hati. Tujuannya adalah untuk membangun kekuatan murid daripada mengkritik kelemahan mereka dan menggunakan penguatan positif.

        Budaya positif hendaknya dilakukan mulai dari dalam kelas, salah satu upaya untuk menciptakan budaya positif di kelas adalah dengan adanya "Keyakinan Kelas". Mengapa keyakinan kelas bukan peraturan kelas? Menurut Gossen (1998), suatu keyakinan akan lebih memotivasi seseorang dari dalam atau memotivasi secara intrinsik.Motivasi Intrinsik merupakan suatu keinginan dari seorang individu untuk mengerjakan sesuatu, dimana hal tersebut dikarenakan adanya faktor dorongan yang berasal dari dalam diri sendiri tanpa dipengaruhi dengan dengan orang lain sebagai hasrat guna meraih tujuan tertentu. Keyakinan kelas juga hendaknya berasal dari pemikiran-pemikiran dan ide-ide murid supaya dalam menjalankan keyakinan kelas tersebut para murid akan lebih efektif karena keyakinan-keyakinan yang telah disepakati bersumber dari murid.

Beberapa hal terkait dengan keyakinan kelas diantaranya adalah:

1. Keyakinan kelas bersifat lebih abstrak daripada peraturan yang lebih rinci dan konkrit

2. Keyakinan kelas berupa pernyataan-pernyataan universal

3. Keyakinan kelas senantiasa dibuat dalam bentuk positif, hindari kalimat dengan menggunakan kata-kata "jangan", "dilarang", "tidak boleh" dll.

4. Keyakinan kelas hendaknya tidak perlu terlalu banyak sehingga mudah diingat dan dipahami oelh semua warga kelas

5. Keyakinan kelas sebaiknya sesuatu yang dapat diterapkan di lingkungan tersebut.

6. Semua warga kelas hendaknya menyepakati dan melakukannya.

7. Meninjau keyakinan kelas dari waktu ke waktu.

    Bagaimana kita membentuk keyakinan kelas? dalam membentuk keyakinan kelas hendaknya didiskusikan oleh semua warga kelas dibimbing oleh guru. Para murid dapat mengusulkan pemikiran-pemikiran, keyakinan-keyakinan mereka tentang hal-hal yang akan disepakati bersama. Setelah didapat beberapa kesepatakan,keyakinan kelas dapat dapat dituangkan dalam sebuah poster dan di tandatangani oleh seluruh warga kelas yang selanjutnya akan menjadi pedoman mereka dalam bertindak tanduk di kelas. dengan diawali keyakinan kelas ini diharapkan budaya positif dan pendidikan yang berpihak pada murid akan terwujud. 


AKSI NYATA

Modul 1.4 Budaya Positif


Judul  

Pembuatan Keyakinan kelas dan penerapan segitiga restitusi sebagai perwujudan budaya positif di sekolah

Peserta            

Guru dan Karyawan

Latar Belakang

Pembuatan keyakinan kelas dan penerapan segitiga restitusi sebagai perwujudan budaya positif di sekolah

Tujuan             

Dengan adanya keyakinan kelas dan penerapan segitiga restitusi  dapat menumbuhkan disiplin positif pada murid, terutama disiplin positif  dalam penggunaan HP di sekolah.

Tolok Ukur       

* Terdapat poster keyakinan kelas

* Guru/karywan dapat menerapkan segitiga restitusi dalam menangani permasalahan murid

* Permasalahan mengenai pelanggaran pemakaian HP berkurang

Linimasa tindakan yang akan di lakukan

* Membuat modul

* Membuat power point atau canva

* Menemui kepala sekolah untuk  memninta ijin menyampaikan modul dan presentasi atau diseminasi, serta mengatur jadwal

Dukungan yang dibutuhkan

* Ruangan untuk diseminasi

* Pembuatan modul dan power point atau canva (di lakukan sendiri)

* Peralatan untuk workshop / diseminasi

Berikut ini adalah aksi nyata yang saya lalukan, bisa di lihat di channel Murtini Klaten atau dengan klik link di sini = https://youtu.be/tI86TxWbRSs 


Bukti Upload PMM bisa klik DISINI

Video aksi nyata di PMM KLIK DISINI

Bapak/Ibu Gru. Mohon masukkannya untuk karya saya ini. Umpan Balik Anda akan sangan membantu untuk meningkatkan kualitas karya saya. Terima Kasih = https://guru.kemdikbud.go.id/bukti-karya/video/202265?from=share

Terima Kasih

Salam Guru Hebat

Post a Comment

0 Comments